17 July 2009

24 Jam di Diskotek Nonstop

Jakarta - Dunia hiburan di Jakarta dengan para clubbers mania yang tiada henti dan lelah menikmati irama dentuman house music, membuat diskotek Mls, di Lokasari, buka nonstop 24 jam pada akhir pekan -- mulai Jumat buka pukul 22.00, diskotek ini baru tutup pada Senin pukul 12.00.

Asap rokok, narkoba, dan minuman beralkohol menjadi bagian dari dunia hiburan malam di tempat ini. Sejumlah perempuan berpakaian seksi berseliweran, menunggu tamu

yang datang. Di diskotek itu sebagian perempuan berasal dari kota-kota di Jawa Barat, bahkan dari Kalimantan.

Di antara ingar-bingar house music dan remang-remangnya ruang diskotek, beberapa pria terang-terangan menawarkan obat-obatan terlarang kepada pengunjung.

Perilaku itu tentunya sangat ironis, mengingat di dekat pintu masuk terpampang spanduk bertulisan antinarkoba.

"Hampir semua perempuan di sini suka menggunakan inex, menemani tamu," ungkap Dea, seorang pekerja malam. Perempuan berusia 19 itu mengaku baru delapan bulan tinggal di Jakarta.

"Kalau pakai inex kita bisa tiga hari dua malam joget tanpa henti," papar perempuan yang kost di Mangga Besar, Jakarta Barat ini.

Perempuan asal Bandung itu sempat bekerja di diskotek di kota asalnya, sebelum bersama dua temannya datang ke Jakarta.

Ingar bingarnya tempat hiburan diskotek di Jakarta selalu ramai, karena para pengunjung yang datang dipengaruhi oleh pil gedhek itu.

Kami yang datang ke Mls bersama teman pada Sabtu pagi, setelah dari tiga tempat hiburan di kawasan Jakarta Selatan, mendapatkan pengunjung di diskotek itu masih membludak.

Padahal di Mls terdapat dua venue diskotek dengan irama musik berbeda. Baik venue irama musik kota dan musik Selatan masih dipadati pengunjung. Bahkan untuk berjalan ke kamar kecil harus berdesak-desakan dengan para clubbers yang terus bergoyang tiada henti.

Di diskotek ini pengedar menawarkan ekstasi kepada pengunjung secara terang- terangan, terbuka, dan agresif.

"Bos, ini ada barang bagus. Panda Orange, lebih bagus dari panda kuning," katanya menawarkan ekstasi.

"Harganya pek go (Rp 150.000), mau ambil berapa bos," ujarnya.

Ekstasi yang membuat penggunanya lebih riang saat berjoget itu memang menjadi menu utama para clubbers yang datang ke diskotek dari Jumat hingga Senin siang ini.

Diskotek menjadi riuh memang. Bukan hanya karena musik keras dengan sound system yang bagus, tetapi juga dipacu pil ekstasi.

"Are you ready?" teriak disc jockey yang berada di balkon mengajak ratusan pengunjung yang berada di bawahnya untuk tetap bersemangat dan terus bergoyang.

"Barang di Mls ini merupakan yang paling bagus di kawasan Kota. Jadi jangan heran kalau Diskotek Mls ini selalu membludak, apalagi kalau akhir pekan," kata teman saya Ipul.

Dunia hiburan di Jakarta memang tak pernah sepi, walaupun beberapa kali dilakukan razia, tetap saja para clubbers mania tak jera untuk melampiaskan kesenangan menikmati dentuman house music.

No comments: