Showing posts with label remang indonesia. Show all posts
Showing posts with label remang indonesia. Show all posts

05 November 2009

No Telepon Pijat Plus Bandung

Sekedar melengkapi informasi sebelumnya, berikut no telepon dan alamat singkat pijat plus di bandung,.. silahkan dicek dulu yah mungkin saja sudah ada yang pindah

Bunga Indah
Sudirman 551 022-6014113

Dinda
Sudirman 233 022-6014587

Puri Prameswari
Sudirman 536 022-6036056

Flamboyan
Sudirman 481 022-6012317

Studio 549
Sudirman 549 022-6015804

Balebum
Sudirman 509 B 022-6313981

99
Sudirman 188A 022-6013039

Bandung Sauna
Cibadak 229 022-6012790

Cempaka
Cibadak 113-115 022-420227

Indah
Cibadak 245 022-6013875

Citra
Cibadak 117 022-6031652

Purnama
Cibadak 127 022-431131

Rosalina
Cibadak 135 022-6031631

Duta
Dalem Kaum 85 022-435685

Jari Mas
Dalem kaum 96 022-436580

Melati
Dalem kaum 93 022-4431319

Jalasutra
Setiabudi km10 022-215617

Artha Prameswari
Astana Anyar 53 022-6011495

Jaya Lestari
Astana Anyar 338 022-5226183

Sari Ayu
Astana Anyar 60 022-6315948

Aloha / Kristal
Otto Iskandardinata 153 022-439103

Mekar Jaya
Garuda 46-48 022-6015923

Vienado
Mahmud 18 022-6076896

Garuda Jaya
Nurtanio 47-49 022-6030713

Lestari
Kebon Jati 137 022-6078880

Prima
Kebon Jati 159 022-6014970

Rembulan
Kebon Jati 212 022-6013568

Sandra
Kebon Jati 256 022-6012256

Favorite Dugem & Karaoke Places

1.AMARE
Jl.Sumatera, perempatan jl.veteran, Open Bottle dsini
paling murah di bdg, 550rb before 00.00 pm (2 Black lable) masuk gratis klo dah
kenal org dalemnya komunitas:abg menangah keatas bdg, musik:techno,r & B

2.AMNESIA
Gedung PAskal Hyper square, komunitas:abg middle up, mayoritas sekeals diatas amare, OB:mulai dari 475rb an/smirnoff a bottle

3.Studio East & Tropicana
Jl.Cihamplas, premier plaza, techno, r&B .live music

4.FAME STATION.
Jl.Sersan Bajuri, dkt terminal ledeng, r & b & livemusic

5.PLANET 2010 & PARAMOUNT KARAOKE
Disini hari tertentu ada STRIP.....
Jl.Sudirman, disini paling gampang dapat cewknya, krn
pengunjung wanitanya mayoritas pekerja karaoke, panti pijat, bispak2, tapi Open
bottlenya paling mahal di bdg (350 cm dpt 1 pitcher illusion), paramount
karaoke cewe2nya PATEN!!

6.SIRKUIT
Gardu jati, seberang Saritem, (suasana sama spt planet 2010)

7.CAESARS PALACE
Jl.Braga, perempatannya ke jl.tamblong (suasana sama spt
Planet 2010)

8.KYOOKI
Jl.Braga, dekat apotik kimia farma, (kumpulan komunitas
anak2 musik undergroundnya bdg, kebanyakan model musiknya hiphop)

9.HENDON
gedung Braga citiwalk, suasana mirip spt amare

10.ROPPONGI PAPA (BEST KARAOKE PLACES IN BDG)
Cewek2nya high class, di Jl.DAGO ,gedung BPR KS,dekat cafe
OLALA,

11.B CLUB PUB & KARAOKE
Daerah KOSAMBI, lumayanlah...

12.EDEN CLUB,
Jl.Sunda, lumayanlah..., menurut info ada strip......

13.ARDEN PUB & KARAOKE
Jl.Sukajadi (dekat apartemen setiabudi) disini byk om2 n
TG2 klo malam sabtu & minggu, dan info: ada strip.............
Friends..... masih byk tempat2 lainnya, tp keburu letih
nih.......

INFO: Pada intinya tempat2 clubbers or karaoke ini, jam
bubaran byk sekali cewek2 bispaknya beserta GM2nya, begitu juga kalau
didalamnya yg penting kalian bisa control uang, jgn sampai keluar uang tp ga
dapet apa2, TO THE POINT AJ!!, pintar speak2 & penampilan menarik.. PASTI
KEMUNGKINAN DAPET.....

Bandung Seks Secret Places:

1.Saritem (sudah tutup)
Jl.Saritem, gang ke2, tarif: min mulai dari 100rb blm tmsk
kamar loh, dahulu msh ada pagoda(paket goban menggoda), rekomenilih aja sendiri
akuarium berjalannya.

2.Jl. Pasteur 27A, 100 & 186 (malam hari)
Tips: Mampir ksana, namun santai aj jgn celingak celinguk..
tarif booking:min 150/jam

3.Jl.Bahureksa
sblm ke Jonas, malam hari ada mobil ambulans, tarif
booking: min 150rb/jam

4.Jl.Braga, alkateri, abc, dalem kaum, otista, jl.dekat
stasiun malam hari byk, min mulai dari 100rb (take out)

5.Klo ga salah Jl.Dr.Room Royen No.5 (di dekat hotel
imperium, g lupa pasti nama jlnnya, klo siang rumah itu dipake tempat seafood,
klo malam ada prostitusinya)

5.Arden Pub & Karaoke
tarif:min 150rb/3 jam ,ada akuariumnya

6.CITRA,
Jl.Cibadak (yg sebelum pasar malemnya), ada akuariumnya,
tarif mulai dari 150/jam

7.Jl.Budi Luhur (daerah setiabudi, lupa nomornya, ini
prostitusi tmpt anak SMA & mahasiswi)

8.Jl.Babakan Jeruk (kos2an dekat maranatha, lupa nomornya,
prostitusinya mahasiswi)

9.Jl.Dursasana (dekat daerah blk BPK Pasir kaliki)

INFO: Kalau mau tahu lbh byk, malam2 kalian ke Jl.Tamblong
(yg di perempatan lampu merah asia afrikanya), disana diatas jam 8 pasti ada
bapak2 tua berdiri di pinggir jln (Makelar sex) bawa aj utk tour sex secret
places di bdg, plg kasih uang tips 30rb dah senang kok si bapaknya )

Panti Pijat Plus di Bandung

Pengen merasakan amoynya goyangan mojang bandung, yang putih molek dan bahenol, kunjungi aja beberapa tempat favorit di bandung

1.Valentine
Alamat : Jl.Sudirman, dekat perempatan Jatmika, tarif kamar: 60-75,
rekomen:Ranti,sansan,ratih,yuli, atau pilih aj diakuariumnya lgsg, HJ:50an,
BJ:100an, FJ:negotiable, min 150, bahkan bisa gratis (speak2)

2.Be ONE,
Jl.Sukarno Hatta, dekat terminal leuwipanjang, tarif kamar:
75 (promo)rekomen: dea, yuli, HJ,BJ & FJ (IDEM)

3.OZONE,
Jl.Abdurrahman Saleh, dekat perempatan Bank BNP, tarif
kamar: 110 rekomen: cindy,widya,tia, diana, HJ,BJ & FJ (IDEM)

4.SPA THERAPY,
Jl.OTISTA, ujung, dekat pasar astana anyar, tarif kamar: 75
rekomen: Yanti, Yeni, Mega, HJ,BJ, FJ (IDEM)

5.PP Garuda,
Jl.Rajawali timur (garuda), dekat perempatan abdurrahman
saleh, tarif:50
rekomen: pilih aja fotonya lgsg, HJ,BJ,FJ (IDEM)

6.PP Mekar,
Jl.Rajawali timur, dekat perempatan abdurrahamn saleh, sblm
DADALI, tarif:50
rekomenilih di foto aj, HJ,BJ,FJ(IDEM)

7.PP JARIMA,
Jl.Dalem kaum, dekat restoran Queen, tarif:50
rekomen: pilih aj lgsg di akuariumnya, HJ,BJ,FJ (IDEM)

8.PP ALOHA,
Jl.OTISTA, dekat pasar baru, tarif: 175 (PITSU, Pijat bisa
pakai SUSU, all in ++, rekomen: ada akuariumnya

9.PP PRAMESWARI,
JL. Astana Anyar, dekat cibadak, tarif: 70
rekomen:ada akuariumnya, HJ,BJ,FJ(IDEM no.1)

10.PP CITRA,
Tetangga prameswari (idem), tarif: 50
rekomen:ada akuariumnya, HJ,BJ,FJ(IDEM)

11.PP Aquatic,
Gedung ABG, Jl.Pelajar pejuang, sebelah PISET MALL, tarif:
75, rekomen: Sarah, Lusi, Vina, Gita, Imsye, HJ,BJ,FJ(IDEM)

12.PP Melati,
Jl.Setiabudi, sebelah apartemen setiabudi, tarif: 50
rekomen: pilih aj fotonya lgsg, HJ:BJ:FL (IDEM)

13.PP My Palace
Jl.Banceuy, gedung bekas MAtahari Banceuy Lt 4, tarif: min
kamar mulai dari 150 (all in ++), rekomen: Mega

14.PP 99
Jl.Sudirman, seberang Planet 2010, tarif: 50, rekomenilh
aja foto lgsg

15.Cibadak Spa,
Jl.Cibadak, dekat Budi Agung motor, tarif:50, rekomen:mega,
atau pilih lgsg aj dr foto, tarif HJ,BJ,FJ (IDEM)

16.Bandung Sauna,
Tetangganya Cibadak Spa (all idem)

17.The DELTA,
didlm Pasir Kaliki HYPERSQUARE, tarif paket:mulai dari
150rb (tidak termasuk ++), ++ hrs nego didlm.

18.The COZY,
didlm komplek setrasari mall, tarif (sama spt di Delta)

KESIMPULAN dr Panti pijat ++: harga utk BJ,HJ, maupun FJ
itu pada umumnya sebenarnya negotiable,bhkn bisa gratis kalau kalian jago
speak2/mrk suka/naksir ke kalian, apalagi klo mjd langganan dsana.

Service Hebat Pijat Plus Otista Bandung (gak nyesel !)

Sinopsis: Sudah bukan rahasia lagi bahwa di panti pijat tradisional kita tidak hanya dipijat, tapi lebih dari itu. Untuk pijat plus plus, sebaiknya dipilih wanita yang berdada besar. Mengapa demikian? Mari simak alasannya.

Hallo pembaca! Aku bukan ingin menyaingi Mas Boedoet, Si Peliput Pijat yang telah malang melintang di dunia perpijatan itu. Dia memang "profesional", sedangkan Aku cuma peselingkuh amatiran yang ingin pelayanan seks selain di rumah. Aku juga bukan orang kaya seperti Mas Boed yang dengan mudah mengeluarkan ratusan dollar untuk pelayanan pijat komplet. Aku hanya punya lembaran "Sokarno Hatta", bukan George Washington! Tapi massage service yang Aku dapatkan tadi malam (fresh from the oven, you know) benar-benar memuaskan sehingga Aku perlu share kepada Anda. Tepatnya pelayanan "pijat plus plus" empat babak yang rada unik.

Awalnya, informasi minim yang kudapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service, sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dariku, dasar aku masih hijau!)
"Namanya 'ANU Message', di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam," katanya.
"Bagus engga cewenya?" tanyaku.
"Loe tahu kan selera gue? Pokoknya engga nyesel."

Dengan agak ragu (masa sih seratusan cewenya yahut?) akhirnya aku meluncur juga ke sana. Tak sulit menemukan tempat ini. Hanya jangan ke sana siang atau sore, macetnya minta ampun. Waktu yang ideal sekitar jam 7 malam, lalu lintas sudah lancar dan belum banyak pelanggan lain sehingga kita leluasa memilih "pemijat". Dari depan tempat ini memang tak menyolok, hanya pintu kaca yang terbuka sebelah. Dengan style yakin --sembari deg-degan-- aku langsung masuk, juga supaya tak sempat ada yang mengenaliku di pinggir jalan raya ini.

Di ruangan yang remang itu ada satu stel sofa yang diduduki 4-5 cewek yang berpakaian serba minim. Sejenak aku menyapu pandangan, setengah bingung. Tapi hanya beberapa detik. Salah satu dari mereka langsung bangkit dari duduknya begitu melihatku.
"Mau pijat Mas, Ayo..!"
Putih, berwajah mandarin, tingginya sedang, "massa depan" (double "s" lho, istilahku untuk buah dada) besar dengan belahan yang terbuka jelas, "massa belakang" yang menonjol ke belakang, rok supermini memamerkan sepasang paha putihnya yang juga... besar. Hasil evaluasiku: cewek ini serba menonjol dan serba besar.
"Ayo Mas, lihat-lihat ke belakang," ajaknya lagi ketika aku masih terpaku.
Digandengnya tanganku, dibawa melalui pintu kaca lagi di belakang ruangan itu.

Kami melewati lorong lumayan panjang yang di kanan-kirinya terdapat pintu-pintu kamar terus ke belakang. Pantat besarnya megal-megol seirama langkah kakinya. Sampai di ujung lorong, dia berhenti di depan jendela kaca nako.
"Silakan pilih," katanya sambil menutup kaca nako itu.
Rupanya jendela ini tempat mengintip ke ruangan besar di baliknya. Kaca nako yang dilapisi "glass film" gelap memungkinkan Aku melihat bebas ke ruangan besar itu tanpa dilihat penghuninya.

Wow! Temanku tak berbohong. Di ruangan besar itu banyak berisi sofa dan di atasnya "tergeletak" belasan "ayam" yang sungguh membuatku menelan ludah beberapa kali. Kebanyakan mereka duduk-duduk sambil nonton TV. Ada yang lagi ngobrol, ada yang berdiri di depan cermin mematut dandanannya. Umumnya, model pakaian yang dikenakannya minim terbuka di dada dan paha. Bahkan cewek yang persis lurus pandanganku duduk acuh celana dalam putihnya "kemana-mana". Hanya beberapa saat di situ mataku sudah menebar ke seluruh ruangan. Hasilnya, bingung! Semuanya menggiurkan.

"Yang mana, Mas?" tanya pengawalku Si Serba Besar ini.
"Entar deh..."
"Si Anu pijitnya enak, Si Itu servicenya jago, Si Ini mainnya yahut..." katanya berpromosi.
Aku tak begitu mendengar ocehannya, lagi asyik meneliti satu persatu cewek-cewek itu buat menetapkan pilihan tubuh yang pas dengan idolaku. Pijit, service, main?
"Servicenya apa aja?" akhirnya aku nanya ke Si Besar, tapi mataku masih ke ruangan.
"Apa aja, terserah Mas aja. Di dalam nanti baru tahu," katanya sok berteka-teki.
Pakaian yang mereka kenakan, terbuka dada dan paha, membantuku untuk lebih cepat menentukan pilihan.

Akhirnya aku menetapkan 3 orang terbaik untuk di observasi lebih teliti. Yang bergaun coklat tua itu... hmmm... Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus. Sayangnya, buah dadanya tak begitu "menjanjikan". Bukannya kecil sih, masih punya belahan. Hanya Aku ingat pesan kawanku tadi.
"Pilih yang berdada besar," katanya.
"Kenapa?"
"Gak usah banyak tanya, cobain aja."
Untungnya, seleraku memang dada yang berisi. Yang bargaun hitam lebih seksi, body-nya menggitar, face-nya biasa-biasa aja. Dadanya? Hanya dia satu-satunya yang pake gaun menutupi dada tapi membuka kedua bahunya. Cukup menonjol bulat, tapi jangan-jangan itu hanya model bra-nya. Bagiku, indikasi dada montok adalah punya "belahan" atau tidak. Si gaun hitam ini belahannya tertutup.

Yang ketiga, bergaun crem berbunga kecil, agaknya yang paling ideal. Tubuh lumayan tinggi, pinggang ramping paha bersih panjang, dadanya... wow! Dengan gaun model "kemben" (menutup separoh dada horisontal), buah dadanya seakan "tumpah". Nilai plusnya lagi: berambut panjang lurus sepinggang. Tapi aku tak segera menyebut nomornya untuk dipesan. Aku masih menebar pandangan lagi, jangan-jangan ada yang lebih bagus terlewat dari penelitianku.

"Sama saya aja Mas, nanti 'dibody' sebelum main, mau karaoke juga boleh," kata pengawalku tiba-tiba. Aku jadi tertarik sama omongannya.
"Dibody?"
"Iya, body massage."
Body massage, karaoke, dan "main". Ehemmm..!
"Terus?"
"Pokoknya Mas ditanggung puas."
Iya puas, tapi "You aren't my type" kataku, dalam hati tentu saja. Kamu mustinya "menjalankan diet ketat" supaya pinggangmu berbentuk.
"Kalo mereka service-nya sama nggak?" tanyaku.
"Tergantung orangnya sih Mas."

Aku sejenak ragu. Sama dia macam pelayanannya sudah jelas, tapi tubuhnya tak masuk seleraku. Pilih Si "Dada tumpah" pas dengan selera, tapi bentuk pelayanannya belum jelas. Aku kembali menebar pandangan. Rasanya aku tak menemukan "calon" lain sebaik Si Dada montok. Tapi aku mendapatkan informasi lain. Di pojok agak atas tertempel karton di dinding dengan tulisan: "Mulai 1 Juli Rp. 150.000 sejam".
"Pilih yang di dalam juga silakan, gak pa-pa," katanya, kudengar ada sedikit nada kecewanya.
"Kok gak ada tamu lain, sih?" tanyaku sekedar menetralkan.
"Baru jam 7 masih sepi, entar malem rame," jelasnya.

Tak ada pesaing begini memberiku keleluasaan untuk berpikir sebelum memutuskan. Anda jangan coba menimbang-nimbang begini kalau lagi ramai, bisa-bisa pilihan Anda disambar tamu lain.Akhirnya keputusanku bulat, pilih Si Kemben. Keputusan yang agak spekulatif sebenarnya. Tak apalah, ini kan kedatangan pertama, hitung-hitung "belajar". Kusebutkan nomornya pada si Besar ini.

"Yeeen, tamu," teriaknya.
Si Rambut panjang bangkit dan menuju pintu. Ehem, aku tak salah pilih. Secara keseluruhan bentuk badannya oke. Cara jalannya mirip peragawati di catwalk, sehingga sepasang buahnya berguncang berirama.
"Yeni," katanya begitu dia muncul di pintu menyodorkan tangan.
Aku tambah yakin, dadanya benar-benar "menjanjikan". Yeni membimbingku menuju lorong. Tanganku langsung merangkul bahunya, bak sepasang pengantin yang menuju kamar bulan madu.

Begitu Yeni menutup pintu kamar dan menguncinya, Aku menyerbu memeluknya. Mulutku langsung menuju belahan buah dadanya. Menciumi dan menggigit pelan.
"Eh... bentar dong Mas," elaknya ramah.
Aku tak peduli. Kupelorotkan kemben dan branya, bulatan buah dada kanannya langsung muncul. Bulat indah, tak ada tanda-tanda turun walaupun sudah tentu sering dijamah orang. Kuteruskan ciumanku di dadanya, sampai kemudian aku "menyusu".
"Mas ini gak sabaran ya?"
Tak ada nada marah, masih ramah. Pelukan kuperkuat, tangan kiriku turun meremas pantatnya.

"Sabar ya Mas..." katanya melepas pelukan. Aku melepas tubuhnya.
"Pijit dulu aja," sambungnya.
"Udah itu?"
"Mas maunya apa?" tantangnya.
"Maunya service yang memuaskan."
"Yang memuaskan yang gimana?"
"Body massage, karaoke, dan main," serangku, meniru servis Si Besar tadi.
"Boleh. Buka baju dulu dong," perintahnya.
"Bukain," Aku balik memerintah.
"Hi... manja," tapi tangannya bergerak membuka kancing kemejaku, lalu singletku, kemudian ikat pinggangku.
"Ih, udah keras," katanya menggenggam penisku dari luar sebelum memelorotkan celanaku. Yeni berhenti ketika tinggal celana dalamku saja.

"Buka semua dong..!" pintaku.
"Nggak ah, takut. Hi hi... Udah, mas tiduran deh, entar Yeni pijat dulu."
Aku merebahkan tubuhku ke kasur, telentang. Tanpa malu-malu Yeni melepas gaun dan kemudian bra-nya. Buah dadanya memang bulat dan besar. Mungkin terlalu besar untuk ukuran tubuhnya yang tinggi dan langsing. Aku mengamati dadanya sambil tegang. Buah dada kanannya nyaris sempurna, bulat, besar, dengan puting coklat yang kecil. Tapi tak simetris, buah kirinya agak turun, tak bulat benar. Lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi.
"Yeni mandi dulu ya Mas..!"
"Ya, cepet ya..!"

Keluar dari kamar mandi Yeni berbalut handuk. Yeni membuang handuknya, hanya bercelana dalam.
"Telungkup dong Mas..!"
Aku membalikkan tubuhku. Yeni menduduki pantatku. Penisku yang tegang terjepit, mengulas minyak ke punggungku, lalu mulai mengurut. Cara mengurutnya kurang menekan, tidak seenak pemijat profesional tentu saja.
"Kamu dari mana Yen?"
"Cirebon, Mas."
Selesai di pinggang dan punggungku, Yeni lalu melepas celana dalamku sambil bilang maaf. Sopan sekali. Aku berbalik. Pandangan Yeni sekilas mengarah ke penisku yang mengacung tegang.
"Hi hi... udah tegang."
"Kamu lepas juga dong..!"
"Okey," dengan tenang Yeni melepas satu-satunya kain penutup tubuhnya itu. Bulu kemaluan lebatnya menutupi seluruh permukaan kewanitaannya.
"Balik lagi, dong..!"

Pantatku dipijat, lalu pahaku. Diurut dari belakang lutut ke atas. Sampai di pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak, jempol tangannya menyentuh-nyentuh bijiku.
"Punggungnya lagi dong Yen..!"
Yeni menduduki pantatku lagi, bulu-bulu kelaminnya terasa sekali mengelusi pantatku. Memang inilah maksudku dengan meminta pijat di punggung.
"Katanya body massage..." tagihku.
"Entar dong Mas."

"Dah, sekarang telentang."
Yeni menumpahkan minyak ke dada, perut, dan penisku. Lalu... hup! Dia "berselancar" di atas tubuhku. "Sreeng". Aku bergidik, gemetar karena nikmat. Kedua buah dadanya diusap-usapkan (dengan tekanan) ke dadaku. Lalu turun ke perutku. Ini sih bukan body massage, tepatnya "breast massage". Buah dadanya yang mengkilat berlumuran minyak sering menggelincir di tubuhku. Tiga kali berurutan dada dan perutku "dipijat" buah dadanya, lalu... inilah yang membuatku berdesir kencang. Yeni menumpahkan minyak di telapak tangannya lalu mengoleskan di kedua buah dadanya. Buah itu makin mengkilat, dan putingnya tegang! Lalu, bergantian kiri kanan, buah dadanya memijati kelaminku, mak! Tak itu saja. Diletakkannya batang penisku di belahan dadanya, lalu di"uyek". Yeni menggoyang tubuh atasnya bak penari salsa.

Inilah sebabnya mengapa kawanku menyarankan agar aku memilih yang berdada besar. Sepasang daging kenyal memijati penisku, rasanya bagai terbang. Terbayang kan, kalau dada model "papan setrikaan", bukannya nikmat malah pegel. Aku harus sekuat tenaga manahan diri untuk tidak ejakulasi. Apalagi nampaknya Yeni mengkonsentrasikan tekanan dadanya ke penisku. Untung saja baru kemarin aku "keluar". Kalau tidak, mungkin aku sudah menyiram maniku ke dada Yeni. Kadang aku menghentikan gerakan liarnya, sekedar mengambil nafas panjang. Lalu memerintahkan menggoyang lagi ketika aku sejenak "turun tensi".

"Mau keluar ya?" komentarnya.
Yeni menuruti komandoku. Oohh... cukuplah stimulasi ini, supaya aku bisa menikmati "service" Yeni lainnya. Aku berhasil menahan diri. Yeni bangkit.
"Yuk, cuci dulu Mas," Yeni menghilangkan minyak di dada, perut dan penisku dengan sabun. Lalu dia membersihkan tubuhnya sendiri. Ini memberiku kesempatan untuk mengerem nafsuku yang tadi hampir meledak. Aku menurut saja ketika Yeni megelap tubuhku dengan handuk, lalu merebahkan tubuhku telentang. Mulailah servis ketiga.

Diciuminya perutku, terus turun ke pahaku, kanan dan kiri sampai ke dengkul. Naik lagi menciumi kedua bijiku, bahkan mengemotnya, satu persatu bergiliran bijiku masuk ke mulutnya. Giliran lidahnya menjilati batang penisku, dari pangkal ke ujung. Di sini dia memasukkan "kepala" penisku ke mulutnya. Hanya sebentar, dilepas lagi dan mulai menjilati dari pangkalnya lagi. Begitulah berulang-ulang sampai akhirnya dia melakukan blow job seperti adegan oral sex di film biru. Kembali Aku harus "berjuang" untuk tidak meledak. Lagi-lagi aku harus menyetopnya ketika kurasakan aku hampir muncrat.

Bagian keempat dimulai.
"Pake kondom ya Mas..!"
Maksudku juga begitu. Aku tak mau ambil resiko bermain seks dengan perempuan sewaan begini tanpa pengaman.
"Tolong ambilin di saku celanaku..!"
"Saya bawa kok Mas."
Dengan terampil dia memasangkan kondom di penisku. Berpengalaman dia rupanya.
"Mas termasuk kuat, lho..!"
Ah, ini sih basa-basi standar seorang profesional.
"Ah, bisa aja kamu."
"Bener lho, biasanya baru dibody aja udah keluar."

Aku mencegah Yeni yang mulai menaiki tubuhku. Aku kurang suka dengan posisi di bawah. Membatasi gerakanku. Yeni telentang dan membuka kakinya lebar-lebar. Sambil mengulumi putingnya, aku masuk. Belum sempat aku menggoyang, Yeni duluan memutar pantatnya. Yah, posisi "missionarist" tak perlu diceritakan prosesnya kan? Anda sudah tahu. Kecuali, beberapa kali aku terpaksa menyuruh Yeni diam, agar aku dapat memompa sambil merasakan sensasi gesekan penisku pada dinding-dinding vagina Yeni. Oh ya, ada lagi yang perlu kuceritakan. Ketika aku mengambil "pause" dari gerakan memompa, dengan trampilnya Yeni memainkan bagian dalam vaginanya berdenyut-denyut teratur menyedoti penisku. Rasanya Bung! Susah digambarkan. Semacam "kompensasi" dari lubangnya yang tak begitu erat menggenggam penisku. Maklum, sering "dipakai". Bahkan sampai aku "selesai" dan rebah lemas menindih tubuhnya, Yeni masih memainkan denyutan vaginanya! Aku tak menyesali keputusanku untuk memilih Yeni dibanding Si Serba Menonjol tadi.

"Semua cewek di sana tadi service-nya memang begini ya?" tanyaku membuka kebisuan.
Aku masih menindih tubuhnya, penisku masih di dalam.
"Engga tahu dong, Mas. Cobain aja," ada nada kurang senang yang tersirat.
"Bukan begitu, cuman pengin tahu aja."
"Eh, bener kok Mas, Saya engga ada apa-apa. Tamu kan berhak memilih."
"Mas sering ngeseks ya," kata Yeni ketika dia melepas kondom dan "memeriksa" isinya.
"Keluarnya dikit," sambungnya. Tahu aja lagi dia.
"Jangan kapok ya, Mas..!"
"Engga dong," Serangkaian servis yang disuguhkan Yeni memang memuaskanku.
"Sering-sering ke sini ya..!" Lagi-lagi ucapan basa-basi yang standar.
"Iya dong, kalau ada kesempatan lagi saya ke sini dan pilih kamu lagi."
"Ah engga usah basa-basi, pasti Mas pengin coba yang lain kan..?" Lagi-lagi, tahu aja lagi dia.


Tamat

17 July 2009

Bachelor Party untuk Lepas Lajang

Jakarta - Melepas masa lajang sesaat sebelum masuk ke jenjang pernikahan ternyata ada pestanya. Budaya pesta 'lepas lajang' atau yang populer disebut bachelor party ini tidak hanya komoditi kaum pria saja, tetapi juga kaum wanita.

Biasanya bachelor party ini dilakukan di private room sebuah klub malam atau karaoke, dengan aneka pesta memabukkan dan dimeriahkan dengan striptease. Untuk pesta pria tentu tarian telanjang dilakukan oleh wanita, sedangkan pesta lepas lajang wanita yang menari telanjang adalah lelaki gigolo.

Maraknya bachelor party yang sepertinya telah menjadi 'kewajiban' di kalangan kaum berpunya di Jakarta, tentu menjadi peluang bisnis buat sejumlah event organizer (EO). Sejumlah EO menawarkan berbagai paket menarik dan menggiurkan untuk pesta lepas lajang ini.

Sebuah EO di Jakarta, sebut saja Joker Entertaiment yang biasa menyelenggarakan bachelor party untuk kalangan high class, membuat sejumlah paket yang menyuguhkan striptease wanita-wanita dari Arab dan Uzbekistan. Harga paket bervariasi antara Rp50 juta sampai Rp100 juta.

"Untuk yang wanita yang ingin bachelor party, kami menyiapkan penari striptease lelaki yang macho-macho. Pasti berkesan deh pestanya, karena ini untuk melepas masa lajang," ujar Landy, pemilik Joker Entertainment.

Untuk menyelenggrakan party ini biasanya dilakukan di ruang-ruang karaoke, dan sifatnya sangat privat sekali. Jadi yang hadir hanya benar-benar teman dekat saja, karena adalah pesta gila-gilaan yang bisa menjadi kenangan tak terlupakan.

Jumat malam dua pekan lalu, saya diundang seorang teman yang akan menyelenggarakan bachelor party di sebuah tempat karaoke di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Tepat pukul 21.00, kami berdelapan sampai di suite room karaoke yang terletak di lantai 8 Gedung Menara Thamrin.

Robert, teman saya itu, adalah pengusaha ekspedisi. Ia akan menikah pada akhir Juli ini di sebuah hotel berbintang, di kawasan Jakarta Pusat. Tentu saja untuk mengakhiri masa lajangnya, ia pun menyelenggarakan bachelor party untuk kalangan terbatas.

Saya yang mendapat undangan via sms tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan hadir di pesta itu. Karena saya tahu benar bahwa Robert memiliki hobi dugem. Jadi, pasti pestanya akan luar biasa dan ujung-ujungnya akan melibatkan sejumlah wanita cantik dan seksi.

Benar saja, ketika kami tiba di suite room karaoke itu, sudah ada lima wanita cantik dalam balutan busana seksi. Sementara di meja sudah terhidang berbagai minuman alkohol, seperti red wine, Jack Danniel, dan blue label. House music sudah mulai memekakan telinga di ruangan yang cukup luas itu.

Tak lama kemudian, pintu ruang karaoke di kunci dari dalam, dan dalam hitungan detik, lima wanita seksi itu sudah mulai menari bergoyang dengan meliuk-liukan tubuhnya. Tanpa komando, kelima wanita itu perlahan-lahan mulai menanggalkan helai demi helai busana yang melekat di tubuhnya.

Kami pun memelototi tubuh indah yang meliuk-liuk tanpa busana itu sambil menenggak red wine. Sampai akhirnya kelima wanita itu benar-benar telanjang bulat tanpa busana sehelai pun di tubuhnya.

Live sensual show pun dimulai. Kelima wanita itu mulai menggoda kami, terutama yang punya hajat, Robert. Mereka mulai mendekati dan 'mengeroyok' Robert, salah seorang dari wanita itu pun mulai nakal menggerayangi tubuh Robert dan meremas kemaluannya.

Tidak sampai disitu, pakaian Robert pun satu demi satu dilepas hingga tinggal celana dalam saja. Mendapat perlakuan itu, Robert pun tak mau kalah, tangannya ikut aktif meremas payudara para wanita penari striptease itu.

Kami pun yang melihat itu tertawa terbahak bahak dan bersorak-sorak. Kami pun ikut membantu meremas bokong para penari berkulit putih mulus itu.

Lantaran sudah tidak tahan dengan gejolak birahi, Robert pun menarik dua di antara lima wanita itu ke dalam toilet room karaoke. Entah apa yang mereka lakukan dalam toilet itu. Dari dalam toilte terdengar suara cekikikan kedua wanita itu.

Setelah 30 menit kemudian, Robert pun keluar dari toilet bersama dua wanita yang masih telanjang itu. Wajahnya kelihatan merah. Robertpun langsung mengenakan pakaiannya kembali, dan para para penari striptease itu juga masuk ke dalam toilet untuk mengenakan busana. Jam menunjukkan pukul 03.00, kami pun segera bergegas pulang.

Layanan Oral Ala Jalan Mahakam

Jakarta - Siapa tak kenal Jl Mahakam? Semua anak tonkrongan di Jakarta pasti mengenal jalan yang berdenyut hidup 24 jam itu. Jalan Mahakam di kawasan Blok M, Jakarta Selatan ini bagai jalan yang tak pernah mati.

Sepanjang pagi hingga petang, menjadi pusat perbelanjaan dan lalu-lalang orang yang bepergian dengan angkutan umum. Selepas petang hingga dini hari menjadi pusat kuliner dan tempat nongkrong anak-anak muda Jakarta.

Namun bukan karena itu saja Jl Mahakam menjadi terkenal, sebab ada sisi lain kehidupan yang berdenyut di sekitar Jalan Mahakam, yakni prostitusi jalanan, makanan kaki lima, kelompok pengamen, hingga wartawan pemburu berita kriminal yang menunggu adanya peristiwa di jalan itu.

Menjelang tengah malam di sudut Jl Mahakam, belasan perempuan belia atau ABG berkumpul bersama beberapa pria di sebuah warung rokok kecil dekat kios penjaja pulsa isi ulang. Mereka berpenampilan seksi dan menampilkan keceriaan sambil mengisap rokok serta menyapu pandangan ke arah mobil mewah yang berlalu.

Mayang, sebut saja demikian—seorang dari perempuan di tempat itu, terlihat santai sambil menyapa ramah. "Mau jalan. Siapa namanya?” demikian dia membuka pembicaraan.

Tak ketinggalan seorang pria berpenampilan gay berambut pirang ikut nimbrung mendekati mobil. Ia mempromosikan Mayang sebagai teman yang sabar dan bukan cewek sembarangan yang menjaja diri sebagai profesi harian.

”Kalau dia ke sini cuma iseng saja, Mas. Sehari-hari kerjaannya jelas di pertokoan X, menjaga sebuah toko," katanya.

Selanjutnya, dia langsung menawarkan tarif kencan sekitar Rp400.000 untuk short time dan layanan 'oral' Rp200.000. Penginapan pun sudah ditentukan tidak jauh dari bilangan Blok M, di sebuah tempat di dekat plaza terkenal di Senayan.

Tentu saja untuk jasa oral ini, harus dengan menggunakan mobil, biasanya harus berdua, karena bergantian menyetir. Sebagian besar yang ingin menggunakan jasa oral menggunakan mobil jenis Kijang.

"Pokoknya dijamin bersih, karena saat ejakulasi, air manisnya ditelan jadi tidak muncrat atau netes ke jok mobil," jelas Mayang.

Kalaupun tidak jadi booking, tak masalah. Segeralah berlalu dan mengitari kawasan itu. Mayang pun maklum, toh masih banyak pemuda iseng yang lalu lalang di seputar Jl Mahakam.

Tak jauh dari sana terdapat segerombolan pemuda di atas sepeda motor dengan penampilan pembalap jalanan. Mereka menemani sejumlah perempuan yang berkelompok berdiri di tepi jalan, menjaja cinta dan menanti pria iseng mendekat.

”Susah Bang, kalau hari biasa sepi. Bisa dapat satu atau dua tamu sudah bagus,” kata seseorang yang menemani seorang perempuan berdiri di ujung Jalan Mahakam, dekat Gelanggang Remaja Bulungan.

Dia mengaku saat menjelang malam Sabtu hingga akhir pekan, barulah mereka panen. Para perempuan itu bisa mendapat 3-5 tamu dalam satu malam.

Namun kala nasib naas menghampiri, belum mendapat tamu, justru razia petugas yang datang. Kadang kala ada oknum aparat yang mem-booking mereka, lalu memeras dan tidak mau membayar kencan.

"Kemarin ada yang ngaku dari Polda, Bang. Dewi sudah nemanin terus malah dimintai uang. Kalau tidak mau, diancam disel,” kata Dewi, seorang perempuan setengah baya yang menjadi ”mami” alias mucikari di Mahakam.

Rombongan wanita Mahakam, mucikari, dan gay di sana hanyalah salah satu dari happening di seputaran Blok-M. Hanya sepelemparan batu, tepatnya di sisi selatan Gelanggang Remaja Bulungan, terdapat lebih dari 20 angkringan pedagang gulai.

Mereka adalah pedagang gultik alias Gule Tikungan, yang terkadang oleh anak muda yang biasa mangkal di Blok M diplesetkan menjadi 'Gule Tikus'.

Para pedagang berasal dari daerah sekitar Solo, Jawa Tengah, dan biasanya masih berhubungan kerabat. Seporsi gulai dijual Rp7.000 dalam sepiring kecil lengkap dengan sayur dan kuah gurih.

Ahmad, seorang pedagang, mengaku tidak merasa harus bersaing dengan para pedagang lain yang umumnya adalah tetangga atau sanak keluarga. "Rezeki sudah ada yang ngatur, Mas," katanya singkat.

Selain gulai, ada warung sate, ayam bakar, roti bakar, hingga kios rokok, tempat mangkal wartawan televisi, yang buka hingga menjelang dini hari di kawasan yang sama. Setiap malam ribuan orang terutama muda-mudi yang mencari hiburan malam kerap singgah sejenak mengisi perut di kawasan itu.

Hiburan musisi jalanan pun mengisi malam di seputar Mahakam. Untuk berekspresi, pengunjung dapat menyanyi dengan iringan lengkap di Warung Apresiasi di dalam Gelanggang Remaja Bulungan. Itulah semarak malam di seputar Mahakam.

Ayam Kampus Nggak Ada Matinye

Jakarta � Orang-orang Bandung boleh bilang bahwa industri kreatif adalah aktivitas perekonomian yang tahan banting krisis. Tapi itu sepertinya perlu segera dikoreksi.

Karena ada 'industri' kreatif lain yang benar-benar tahan banting dari krisis ekonomi sedahsyat apapun, yaitu bisnis birahi alias pelacuran khususnya maraknya kembali ayam kampus.

Pelacuran telah menjelma menjadi sebuah hal yang sulit ditebak. Pergerakan mereka sangatlah dinamis seiring berkembangnya jaman. Ayam kampus adalah sebutan bagi mahasiswi yang punya double job menjadi pelacur di dunia kampus.

Sepak terjang ayam kampus lebih susah ditebak dibanding dengan para pelacur yang biasa berjejer di kawasan prostitusi dan lokalisasi. Bahkan jika diperhatikan penampilan dan kesehariannya di kampus, mereka terlihat sama dengan sejumlah mahasiswi lainnya.

Pasar merekapun lebih modern dengan memanfaatkan dunia online dalam menjajakan kenikmatan seks mereka. Prostitusi dunia online yang sangat terbuka menjadi ladang bagi ayam-ayam kampus menjajakan diri.

Ada yang lewat chat ataupun membuat profil di Friendster dan Facebook agar si calon pemakai jasa persetubuhan mereka dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus.

Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam di daerah pelacuran. Entah apa yang menjadi alasan utama beberapa mahasiswi memutuskan untuk terlibat di dunia pelacuran ini.

Namun yang seringkali menjadi alasan adalah bahwa mereka harus membayar uang kuliah sendiri, kecewa dengan pacar, ataupun korban pemerkosaan saat masih duduk di bangku sekolah dan banyak lagi.

Isi tasnya tidak lupa selalu ada kondom dengan berbagai bentuk dan merek agar dapat setiap saat mampu melayani langganan booking-an yang hadir menghampirinya. Ada ayam kampus yang mencari langganan sendiri maupun melalui jasa ke pihak ketiga atau lewat perantara.

Harga untuk setiap booking-an ayam kampus bermacam-macam tergantung di mana dia menuntut ilmu. Ayam kampus dari universitas yang terkenal pasti lebih mahal jika di banding dengan kampus swasta yang biasa-biasa saja.

Namun itu semua tergantung dari cara ayam kampus itu memuaskan pelanggannya. Semakin ayam kampus itu memberikan servis yang memuaskan maka, namanya akan semakin melambung seiring harganya yang juga melambung tinggi.

Sepanjang Lenteng Agung dan Margonda sangat dikenal sebagai pemasok ayam kampus yang terkenal di seantero Jakarta. Bahkan sebuah penelusuran membuktikan, biar pemasaran ayam kampus lebih laris, ada ayam kampus dari universitas lain di Jakarta yang sengaja rutin mangkal atau nongkrong di kawasan Lenteng dan Margonda.

Gadis-Gadis Belia dalam Akuarium

Jakarta - Sebuah hotel berbintang tiga di Jl Mangga Besar, Jakarta Pusat, menyediakan paket gadis-gadis muda untuk kencan short time. Mereka ditempatkan dalam ruang kaca besar seperti akuarium.

Gadis-gadis belia ini layaknya seperti ikan hias yang siap untuk dipilih oleh tamu yang datang mengunjunginya.

Mencari Htl tvl di Jl Mangga Besar, tidaklah terlalu sulit. Di depan Jl Lokasari ada lampu merah, belok kanan, dan sekitar 50 meter di sebelah kiri, kita akan menemukan hotel berlantai empat yang di halamannya selalu ramai dipadati mobil-mobil parkir dari berbagai merek.

Hotel Tvl ini merupakan hotel bintang tiga yang memiliki fasilitas hiburan paling lengkap di antara hotel-hotel berbintang tiga lainnya. Selain ada kamar, hotel ini juga menyediakan ruang karaoke, diskotek, SPA, pijat, dan 'lapangan tembak'.

Tidak heran bila hotel Tvl ini saban malam selalu ramai dikunjungi tamu-tamu yang ingin berwisata birahi.

Setiap tamu yang datang pasti tidak akan melewatkan lantai dua di hotel ini. Karena selain terdapat restoran untuk rendevouz dengan gadis-gadis cantik yang juga merupakan tempat display ladies escort karaoke, juga di sebelahnya ada akuarium besar berisi gadis-gadis belia untuk kencam short time.

Berbeda dengan LC karaoke yang juga bisa untuk berkencan, tetapi tarifnya sangat bervariasi dan tidak memiliki patokan jelas.

"Ada yang Rp1 juta, Rp1,5 juta, dan ada yang Rp2 juta. Tergantung anaknya, Mas. Dia yang bikin harga sendiri," ujar Lisa, seorang 'mami' yang ada di restoran itu.

"Itu si Fanny. Dia mau kencan asal Rp2 juta, emang anaknya cantik. Cina Singkawang, Sebelum kencan dia mau menemanin karaoke dulu," kata mami itu lagi menjelaskan.

Menurut mami, cewel-cewel LC karoeke yang merasa memiliki wajah cantik dan menjadi primadona memasang bandrol cukup tinggi, sementara yang biasa-biasa saja rata-rata tarifnya Rp1 juta.

Sedangkan untuk gadis-gadis belia di dalam akuarium, patokan harganya jelas. Dengan uang tidak lebih dari Rp300.000, termasuk kamar, kondom, dan soft drink, tamu sudah dapat menikmati 'wisata bahari' dengan memilih teman kencan sesuai selera masing-masing. Rata-rata cewek yang di akuarium masih muda-muda berusia antara 16-22 tahun.

Di dalam akuarium itu setiap harinya tidak kurang dari 30 gadis yang stand by duduk-duduk sambil berhias, ngerumpi, atau melamun menunggu tamu yang datang.

Mereka dibagi dalam dua shitf, shift pertama mulai pukul 16.00 sampai pukul 20.00, sedangkan shift kedua dari pukul 20.00 sampai pukul 02.00 dini hari.

"Itu, Mas, yang rambutnya panjang No 27, baru datang. Cepet lho dipilih, ntar keburu diambil orang," kata Mami Else, yang bertugas di ruang akuarium ketika kami sedang melihat-lihat di sana.

Tak lama kemudian mami itu memanggil no 27 dan mengenalkannya kepada saya. "Ini Erni, Mas. Baru seminggu di Jakarta dari Indramayu," tutur mami lagi.

"Cuma Rp210.000 ribu, Mas. Udah sama kamar dan dapet kondom, gak mahal khan," kata mami itu lagi berpromosi.

Erni yang berkulit putih dengan tinggi badan 165 cm ini melihat dengan kerling mata genit sambil terus mengapit tangan saya.

Untuk kamarnya bisa memilih, apakah di dalam hotel atau di dalam kamar khusus di akuarium itu yang juga merupakan tempat pijat plus-plus. Tentunya untuk kamar hotel harganya berbeda, setiap tamu dibebani harga kamar hotel Rp150.000/jam.

Kamar khusus yang di dalam akuarium itu ada 10 ruangan di dalam lorong kecil dengan ukuran 3 X 5 meter yang dilengkapi dengan shower, meja rias, dan dua minuman aqua botolan.

Pengalaman wisata birahi di Hotel Tvl ini memang memiliki sensasi sendiri berbeda dengan tempat-tempat wisata birahi lainnya di Kota, Mangga Besar, dan Hayam Wuruk.

Di hotel ini tamu tidak membeli 'kucing dalam karung', artinya setiap cewek yang diajak kencan dipilih dalam keadaan terang benderang, tidak dalam keadaan lampu yang remang-remang seperti tempat-tempat lainnya.

Germo Banci Kuasai Pasar Seks (2)

Jakarta - Lain Andy, lain pula pula Om Bam. Bila Andy memiliki 'anak buah' kalangan biasa saja, maka Om Bam memgambil spesialisasi 'menjual' kalangan artis.

Modus operandi Om Ban tentu berbeda dengan germo-germo kelas menengah yang ada. Biasanya klien-klien Om Bam ini adalah para pejabat dan pengusaha berduit yang ingin berkencan dengan artis.

Modus biasanya melalui dua tahapan, pertama begitu tamu order lewat telepon, ia akan mengajak tamu itu untuk nge-date lebih dahulu dengan makan siang atau kongkow-kongkow di kafe-kafe mal. Pada saat bertemu itulah biasanya, Om Bam ini akan membawa gadis pesanan yang dikehendaki tamu. Biasanya Om Bam akan membawa 2-3 gadis pemain sinetron yang juga anak buahnya di agen management artist.

Dari obrolah atau kongkow-kongkow ini biasanya tamu memberikan isyarat gadis yang dipilihnya, dan Om Bam akan mengirim gadis itu pada malam hari ke hotel berbintang lima yang sudah dipesan tamu itu.

"Untuk tarifnya jangan tanya, paling murah Rp10 juta short time, tergantung dari nama besar si artis itu. Bila sering muncul di tabloid atau tayangan infotainmen, tentu lebih mahal bisa Rp25 juta sampai Rp50 juta," kata Om Bam.

Menurut Om Bam, paling enak bila artisnya dipacarin oleh pengusaha atau pejabat itu, karena ia bisa memeloroti uangnya, misalnya untuk shopping atau holiday ke luar negeri. Belum kalau ada sejumlah keperluan mendadak, misalnya bayar uang sewa gedung kantor atau cicilan mobil, maka tinggal telepon saja, langsung dibayarin.

Om Bam ini juga bercerita, bila artis dipacarin juga lebih menguntungkan buat si artisnya sendiri, karena tentu segala keperluan dari uang kos sampai kendaraan biasanya dibantu oleh pengusaha atau pejabat itu.

"Memang sih jatuhnya pakai hati. Kalau lagi berantem, gue juga kena getahnya, jadi bahan omelan atau curhat," kata Om Bam tertawa-tawa.

"Kalau gue sih nyaranin artis gue itu untuk bisa pacaran, karena kita bisa dapat proyek yang hasilnya jauh lebih besar ketimbang kerjaan short time," timpal Om Bam lagi.

Cerita tentang lika-liku bisnis seks oleh germo banci ini merupakan fenomena realita yang terjadi di kota metropolitan seperti Jakarta. Betapa besarnya transaski ratusan juta sampai miliaran rupiah di bisnis seks yang tidak akan berhenti selama ada kebutuhan dengan dunia kesenangan dan kenikmatan.

Germo Banci Dominasi Bisnis Seks

Jakarta - Runtuhnya kejayaan Hartono Prapanca sebagai germo kelas atas, ternyata tidak membuat dunia bisnis seks lesu darah. Mati satu tumbuh seribu.

Tidak heran bila bisnis lendir di Jakarta sekarang ini kian marak dengan tampilnya germo-germo baru mendominasi dunia kenikmatan bagi kaum lelaki ini.

Namun d ibalik fenomena banyaknya germo-germo baru yang muncul, ternyata germo banci sangat mendominasi jaringan perempuan penghibur dari kelas menengah sampai atas dengan modus operandi rapi dan terorganisir.

Tidak itu saja, salah seorang germo banci ini ada yang khusus menangani kalangan artis untuk dijual kepada pengusaha atau pejabat. Di dunia infotaimenmen, nama Om Bam tidak asing lagi, karena sering menjadi bahan berita baik di tabloid hiburan maupun di tayangan infotaimen televisi.

Peranan germo yang biasa disebut GM, mucikari, broker, cong, atau mami ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam bisnis seks ini. Mereka menentukan proses perekrutan hingga pemasaran. Di tangan germo inilah, nilai jual seorang wanita penghibur bisa menjadi sangat bernilai atau harganya sesuai pasar.

Karena gaya bicaranya yang lemah gemulai dan meyakinkan, serta bisa menjual dengan harga tinggi, banyak perempuan penghibur dari kalangan pelajar, mahasiswi sampai artis lebih tertarik dicomblangi oleh banci daripada oleh 'mami' (germo perempuan) atau 'papi' (germo pria).

Jadi jangan heran sekarang bila kita ke kafe atau tempat hiburan banyak bencong-bencong yang pergi dan datang bersama beberapa perempuan cantik.

Seorang germo banci, sebut saja namanya Andy, sangat pandai menjual 'anak didiknya' dengan harga tinggi. Bila seorang perempuan penghibur itu bila transaksi sendiri hanya dibayar Rp500.000, maka ditangan Andy nilainya bisa menjadi Rp3 juta sampai Rp5 juta untuk {short time).

Selain itu mereka juga tidak usah repot-repot mencari tamu dengan mejeng di mal atau di tempat hiburan malam seperti diskotek atau klub, cukup nunggu di tempat kos dan Andy akan mencarikan tamu buat mereka.

"Kita tinggal nunggu call dari Andy aja untuk meluncur di hotel mana, nggak pusing cari tamu, Mas," ujar Adis, seorang 'anak didik' Andy.

Adis yang kos di Benhil ini adalah mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan. Kegiatannya selain kuliah juga menjadi model tabloid atau majalah hiburan.

Menurut Adis, ia memakai germo banci sebagai broker karena selain bisa menjual dengan harga tinggi, pergaulannya sangat luas, dan juga bisa menjadi teman curhat yang dapat dipercaya.

"Saya bisa cerita apa saja, tentang pacar atau yang lainnya tanpa harus malu. Dan germo banci ini selalu bisa berbagi dan memberikan solusi yang tepat," kata perempuan asal Menado.

Bahkan, kata Adis, di tangan Andy dia pernah mendapatkan tamu seorang paranormal ternama yang memiliki kekayaan miliaran dan kemana-kemana selalu dikawal bodyguard.

"Saya dijual dengan harga Rp 5 juta, tetapi saya dapat tip dari tamu itu setelah kencan Rp10 juta," ujar Adis.

Menurut Adis, dari uang Rp5 juta itu, Andy mengambil komisi 20%, hingga ia hanya mendapatkan Rp 3 juta.

"Ya, senang-senang aja, Mas dipotong segitu, wong kita gak repot cari tamu koq, dan tamu yang didapat pasti bonafid," tambah Adis lagi.

Adis yang mengaku terpaksa menjadi perempuan penghibur ini karena terdesak kebutuhan ekonomi untuk membantu orang tua di Menado dan membayar uang kuliah serta kos dan biaya hidupnya sehari-hari.

"Saya pernah menjadi piaraan paranormal itu selama enam bulan dan segala kebutuhan hidup saya dicukupi," katanya.

Andy memiliki 'anak didik" cukup banyak dari kalangan pelajar SMU, mahasiswi, model tabloid sampai figuran pemain sinetron. Mereka kos di daerah kawasan Tebet atau Benhil agar mudah mencapai akses kemana-mana ketika ada panggilan kencan.

"Kalau anak-anak baru, seperti pelajar atau mahasiswi Rp2 juta sampai Rp3 juta. Biasanya kita mengirim foto mereka melalui MMS di handphone. Setelah tamu meilih dan cocok sama orangnya baru kita kirim. Biasanya di hotel-hotel berbintang dan langsung di kamar," jelas Andy yang mengaku sudah menggeluti dunia bisnis seks ini selama lima tahun.

Sensasi Pijat 'Papan Seluncur'

Jakarta - Persaingan ketat di kawasan 'wisata seks' di Jl Mangga Besar - Hayam Wuruk, Jakarta Barat membuat sejumlah panti pijat plus membuat menu spesial untuk menarik perhatian tamu.

Salah satu satu layanan panti pijat plus yang cukup populer di kawasan kota adalah body massage 'papan seluncur' di Ktk. Tak sulit menemukan lokasi Ktk ini, karena letaknya di ujung jalan gang Jl Hayan Wuruk. Dari pinggir jalan dekat halte bus Hayam Wuruk sudah pasti terlihat plang Ktk besar dari tepi jalan.

Di Ktk ini setiap tamu yang berkunjung pasti tidak akan kecewa dan menyatakan puas atas layanan body massage 'papan seluncur'. Karena sensasi pelayanan yang diberikan berbeda dengan panti pijat plus lainnya yang berada di sekitar jalan lorong Ktk.

Cerita tentang body massage papan seluncur Ktk ini sebenarnya sudah jadi bahan pembicaraan di kalangan lelaki yang suka berwisata seks di kawasan Kota.

Panti Pijat Ktk ini sudah puluhan tahun terkenal dengan body massage papan seluncurnya. Bentuk pelayanan pijatnya tidak dilakukan lazimnya dengan tangan, tatapi dengan dada.

Di atas kasur air, setiap lelaki yang datang ke Ktk akan diberikan layanan sensasi yang tak akan terlupakan.

Sama seperti tempat panti-panti pijat lainnya yang ada di kawasan Kota, suasana nampak remang-remang ketika saya berkunjung ke Ktk, Jumat malam lalu.

Berbentuk seperti bar dengan sejumlah kursi tinggi, Ktk cukup ramai didatangi tamu-tamu yang ingin merasakan sensasi body massage papan seluncur.

Di sudut kiri bar ada sofa panjang dengan lampu terang menyala. Di sofa itu puluhan gadis tampak duduk-duduk sambil tersenyum menebar pesona kepada setiap lelaki yang meliriknya.

Ternyata sofa itu merupakan ruang display dan setiap tamu yang datang bebas memilihnya. Rata-rata gadis itu berusia antara 18-22 tahun.

"Di sini cewek-ceweknya kami seleksi, yang rata-rata ukuran branya 36 ke atas dan masih kencang baru bisa diterima, karena khan memang ciri khas Ktk pijat dengan dada," kata sseorang mami menjelaskan.

"Mau yang mana, Bos? Apa mau saya yang pilihkan. Itu Linda servisnya luar biasa, pasti ketagihan nanti," sambung mami itu lagi dengan nada menggoda.

Benar saja tak berapa lama, Linda sudah berada di sebelah saya, setelah melihat lambaian tangan mami memanggilnya.

Linda dengan ramah mengajak saya mengobrol, dan tak hentinya dia juga melayani saya menuangkan minuman ke gelas dan menawarkan rokok.

Linda berperawakan sedang, putih, dengan rambut lurus sebahu. Matanya dipasangi soft lens biru, alis tebal dengan lesung pipi membuat semua lelaki pasti ingin mengencaninya.

"Ayo, Mas. Kita langsung masuk aja, mumpung kamarnya lagi ada yang kosong," ajak Linda sambil menarik tangan saya mengikutinya.

Linda membawa saya menaiki anak tangga menuju lantai dua. Kamar yang tersedia di Ktk bertipe standar, seperti kamar kos-kosan, ada AC dan shower yang ditutupi tirai untuk mandi.

Di dalam kamar itu ada tempat tidur tanpa sprei. Tampat tidur itu terbuat dari semi kulit yang memang untuk digenangi air dan bisa dibersihkan lagi dengan cara di lap.

Dengan cahaya lampu redup, saya melihat Linda secara perlahan mulai menanggalkan pakaian hingga tanpa benang sehelaipun di tubuhnya. Saya pun diminta usegera melepas semua pakaian yang melekat di badan.

Kemudian Linda mulai prosesi layanan dengan membasahi dulu tubuh di shower dan membalur sekujur badannya dengan sabun hingga berbusa. Tanpa banyak tanya gadis asal Bandung ini juga melumuri tempat tidur dengan sabun hingga licin.

Proses pijat pun dimulai, tubuh saya dari ujung kaki hingga kepala digesek dengan dadanya seperti papan seluncur. Tentu saja saya menggelinjang kegelian, karena puting yang licin berada di badan saya yang juga sudah penuh sabun. Apalagi bila terkena rambut-rambut halusnya, aduhhhh terasa nikmat sekali.

Setelah prosesi badan, saya pun di suruh terlentang, di sinilah klimaksnya yang membuat semua lelaki tidak tahan.

"Gimana, Mas? Mantap?" kata Linda dengan napas agak terengah-engah karena kecapaian.

Untuk body massage papan seluncur ini kita cukup merogeh kocek Rp300.000 plus uang tip Rp100.000.

Mengais 'Recehan' di Dunia Hiburan

Jakarta - Profesi pekerja malam lainnya yang berjuang untuk mendapatkan nafkah di dunia hiburan malam adalah para penari erotis di sejumlah klub.

Indah, penari erotis di sebuah klub di Jl Hayam Wuruk mengaku mendapat honor sekali menari Rp200 ribu dari pengelola klub.

"Namun setiap kali menari, ada tamu yang royal suka memberikan tip sampai Rp300.000. Itupun saya harus rela tubuh saya digerayangi dulu," ucap Indah.

Menurut Indah, ayah dan ibunya yang berwirasawsta membuka toko pakaian di Glodok, tidak tahu kalau anaknya menjadi penari erotis. Mereka hanya tahu anaknya bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji.

Meski bergelut dengan dunia hiburan malam yang selalu melekat dengan narkoba, Indah mengaku tidak mau lagi memakai pil ekstasi.

"Kalau pakai Inex wajah pusat dan terlihat kusut. Ini bisa menimbulkan kecurigaan orang tua. Makanya saya gak mau lagi, walalupun dikasih. Lagi pula ayah saya seorang polisi, bisa mampus saya," ujarnya.

Masih banyak lagi nasib perempuan muda seperti Indah dan Shinta. Setiap malam ia bertemu dengan para lelaki hidung belang yang dengan sesukanya menggerayangi tubuh mereka. Begitulah setiap malam pengorbanan yang harus ia lakukan untuk sesuap nasi, entah sampai kapan mereka bisa bertahan.

Para pekerja malam itu memang sebagian terlahir dari keluarga yang terjerat dengan kemiskinan, dan susahnya mencari pekerjaan di kota metropolitan yang kejam bagi yang tidak mempunyai ketrampilan.

Di antara mereka itu pasti ada yang pernah mencoba ekstasi. lantas kecanduan. Namun ada juga yang tidak mau mencobanya, karena tahu dampak buruk bagi tubuhnya. Namun siapa yang bisa menjamin mereka mampu bertahan dari godaan dunia malam yang memberikan dan menawarkan kesenangan dan kegembiraan.

"Kalau orang tua saya mampu membiayai kuliah, mungkin jalan hidup saya berbeda, dan saya nggak mau hidup seperti ini," tutur Indah yang mengaku kuliah hanya sampai semester dua.

Dunia hiburan malam yang terus berdenyut di berbagai diskotek di Jakarta. Tukang ojek, sopir taksi turut kecipratan rezeki saat bubaran diskotek itu untuk mengantar para perempuan pekerja malam itu pulang ke rumah atau ke tempat kosnya.

Para Korban Industri Hiburan Malam (1)

Jakarta - Dunia hiburan yang begitu gemerlap di Jakarta, bahkan denyut nadinya nonstop selama 24 jam membuat banyak peluang bagi sejumlah orang untuk mencari nafkah.

Tidak heran bila hampir semua tempat hiburan di Jakarta sudah seperti gula dirubung semut. Tidak saja untuk para karyawannya di tempat hiburan itu, tetapi juga bagi warga di sekitar lokasi tempat dugem itu.

Dengan ramainya para clubbers yang datang, roda ekonomi pun bergerak, mulai dari tukang parkir, penjual minuman pinggir jalan, penjual makanan kaki lima, dan para pengemis jalanan akan mendapatkan rezeki guna menghidupi keluarganya.

Biaya pendidikan yang membumbung tinggi dan harga susu yang tak terbeli, membuat sejumlah tempat hiburan di Jakarta menjadi satu-satunya harapan untuk memperoleh rezeki memenuhi kebutuhan anak sekolah, membeli susu bagi yang punya bayi, dan kebutuhan lainnnya, seperti membeli beras, lauk pauk, dan membayar kontrak rumah.

Salah satu profesi yang amat menggantungkan hidupnya pada dunia hiburan malam ini adalah para perempuan pekerja malam. Mereka hidup tak ubahnya seperti kelalawar, siang untuk tidur, malam hingga pagi mereka bekerja.

Seperti yang terjadi di sebuah diskotek di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta. Puluhan perempuan muda dengan dengan dandanan menor, dan pakaian yang ketat terlihat seksi hilir-mudik di lantai empat diskotek yang tidak pernah sepi dari para clubbers itu.

Mereka saling berlomba memikat tamu yang datang agar mau ditemani berajojing atau tripping bareng. Bahkan sejumlah perempuan ini juga banyak menawarkan diri untuk bisa diajak kencan short time.

Sebagian besar mereka berasal dari kota-kota di Jawa Barat, seperti Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Ciamis. Bahkan ada juga yang berasal dari Sumatra dan Kalimantan.

Di antara ingar-bingarnya house music dan remang-remangnya ruang diskotek, para perempuan ini harus bersaing ketat mendapatkan tamu. Cara apa saja dilakukan, termasuk menenggak pil ekstasi atau ineks agar tamu juga ikut senang ditemani.

"Walaupun saya besoknya nggak bisa tidur dan gak bisa makan karena pengaruh pil itu, saya harus tetap neken, karena tuntutan pekerjaan," ujar Lisa, seorang pekerja malam yang saya temui di lantai empat diskotek di Jl Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

Perempuan berusia 18 ini mengaku baru tiga bulan tinggal di Jakarta.

"Kalau pakai Inex, nggak enak basiannya, Mas. Mata melotot melulu, susah makan, badan lemes, sengsara deh. Tapi kalau tamunya nawarin, kita terpaksa harus mau," kata Lisa yang kos di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat itu.

Perempuan asal Indramayu itu bersama dua temannya datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, karena susah mencari pekerjaan di daerahnya.

Ketika sampai di Jakarta, dia dan dua temannya mendapat tawaran bekerja sebagai hostes di diskotek ini, menemani tamu tripping dan kencan short time. "Yah, daripada jadi pengemis, tawaran pekerjaan itu saya terima," ungkap Lisa.

Meski mengaku sebagai anak bandel, Lisa tetap mengirim uang Rp1 juta kepada orang tuanya di Indramayu.

"Ayah dan ibu saya di Indramayu sudah tua dan tidak bekerja lagi. Jadi satu-satunya harapan untuk mendapat uang ya dari saya ini," papar Lisa lagi.

Menurut Lisa, kedua orang tuanya, tidak tahu kalau ia bekerja sebagai hostes di diskotek, tetapi kerja di salon di Jakarta.

Setiap bulan Lisa mendapat bayaran Rp3 juta dari pengelola diskotek. Namun, penghasilan paling besar tentu saja adalah dari tip yang diperoleh dari tamu yang ia temani.

Bagi Lisa, tiada hari libur untuk bekerja. Setiap hari ia datang ke diskotek itu pukul 21.00 sampai pukul 09.00 pagi.

"Di sini tamu banyak datang pada Rabu malam, Jumat malam dan Sabtu malam. Pada malam ramai itu saya bisa menemani atau kencan dengan 6-8 tamu," katanya.

"Saya hanya lulusan SMA di daerah, paling-paling kalau jadi pramuniaga, gaji saya cuma satu juta, mana bisa untuk hidup di Jakarta dan bantu orang tua di kampung," tutur Lisa lagi.

Dunia hiburan malam ini banyak memberinya uang, karena itu ia meminta jangan sering-sering ada razia, karena yang susah juga orang kecil.

"Waktu musim razia, diskotek sepi, saya nggak dapat tamu, nggak bisa kirim uang ke orang tua, dan gak bisa makan," kata Lisa dengan nada lirih.

Shinta, 20, pekerja malam lainnya mengaku hanya dari dunia hiburan inilah ia bisa menyekolahkan dua adiknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.

"Saya sih bercita-cita menyekolahkan adik saya sampai sarjana. Biarlah saya yang berkorban, yang penting masa depan dua adik saya bisa lebih baik," tuturnya.

Shinta yang tinggal di mess di Mangga Besar ini terjerat dengan kemiskinan keluarganya. Makanya kerja apapun seperti melayani lelaki hidung belang harus ia lakoni agar asap dapur keluarga bisa terus mengebul.

24 Jam di Diskotek Nonstop

Jakarta - Dunia hiburan di Jakarta dengan para clubbers mania yang tiada henti dan lelah menikmati irama dentuman house music, membuat diskotek Mls, di Lokasari, buka nonstop 24 jam pada akhir pekan -- mulai Jumat buka pukul 22.00, diskotek ini baru tutup pada Senin pukul 12.00.

Asap rokok, narkoba, dan minuman beralkohol menjadi bagian dari dunia hiburan malam di tempat ini. Sejumlah perempuan berpakaian seksi berseliweran, menunggu tamu

yang datang. Di diskotek itu sebagian perempuan berasal dari kota-kota di Jawa Barat, bahkan dari Kalimantan.

Di antara ingar-bingar house music dan remang-remangnya ruang diskotek, beberapa pria terang-terangan menawarkan obat-obatan terlarang kepada pengunjung.

Perilaku itu tentunya sangat ironis, mengingat di dekat pintu masuk terpampang spanduk bertulisan antinarkoba.

"Hampir semua perempuan di sini suka menggunakan inex, menemani tamu," ungkap Dea, seorang pekerja malam. Perempuan berusia 19 itu mengaku baru delapan bulan tinggal di Jakarta.

"Kalau pakai inex kita bisa tiga hari dua malam joget tanpa henti," papar perempuan yang kost di Mangga Besar, Jakarta Barat ini.

Perempuan asal Bandung itu sempat bekerja di diskotek di kota asalnya, sebelum bersama dua temannya datang ke Jakarta.

Ingar bingarnya tempat hiburan diskotek di Jakarta selalu ramai, karena para pengunjung yang datang dipengaruhi oleh pil gedhek itu.

Kami yang datang ke Mls bersama teman pada Sabtu pagi, setelah dari tiga tempat hiburan di kawasan Jakarta Selatan, mendapatkan pengunjung di diskotek itu masih membludak.

Padahal di Mls terdapat dua venue diskotek dengan irama musik berbeda. Baik venue irama musik kota dan musik Selatan masih dipadati pengunjung. Bahkan untuk berjalan ke kamar kecil harus berdesak-desakan dengan para clubbers yang terus bergoyang tiada henti.

Di diskotek ini pengedar menawarkan ekstasi kepada pengunjung secara terang- terangan, terbuka, dan agresif.

"Bos, ini ada barang bagus. Panda Orange, lebih bagus dari panda kuning," katanya menawarkan ekstasi.

"Harganya pek go (Rp 150.000), mau ambil berapa bos," ujarnya.

Ekstasi yang membuat penggunanya lebih riang saat berjoget itu memang menjadi menu utama para clubbers yang datang ke diskotek dari Jumat hingga Senin siang ini.

Diskotek menjadi riuh memang. Bukan hanya karena musik keras dengan sound system yang bagus, tetapi juga dipacu pil ekstasi.

"Are you ready?" teriak disc jockey yang berada di balkon mengajak ratusan pengunjung yang berada di bawahnya untuk tetap bersemangat dan terus bergoyang.

"Barang di Mls ini merupakan yang paling bagus di kawasan Kota. Jadi jangan heran kalau Diskotek Mls ini selalu membludak, apalagi kalau akhir pekan," kata teman saya Ipul.

Dunia hiburan di Jakarta memang tak pernah sepi, walaupun beberapa kali dilakukan razia, tetap saja para clubbers mania tak jera untuk melampiaskan kesenangan menikmati dentuman house music.

Geliat Diskotek Janda Muda

Jakarta - Sebagian besar guest relation officer (GRO), waitress, dan kasir di sebuah diskotek elit di dalam pusat perbelanjaan elite di Senayan, Jakarta, ternyata janda-janda muda yang bisa diajak tripping dan kencan bareng.

Diskotek yang buka seminggu tiga kali pada Rabu, Jumat, dan Sabtu ini merupakan tempat dugem papan atas di Jakarta. Selain tempatnya paling strategis di dalam mal elite, juga paling banyak dikunjungi para clubbers mania. Bahkan disktotek ini sudah dikenal oleh para clubbers dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapora.

Setiap Rabu malam, diskotek ini mengadakan acara ladies nite, yakni gratis masuk bagi para clubbers perempuan. Tak heran bila Rabu malam diskotek ini disesaki perempuan cantik dan seksi dari berbagai kalangan.

Diskotek yang memiliki tiga venue ini menawarkan tiga aliran musik, sehingga pengunjung bisa memilih musik sesuai seleranya masing-masing, ada musik disko, R&B, dan hiphop.

Bila kita masuk ke diskotek ini di lantai empat pusat perbelanjaan itu, di depan pintu masuk langsung disambut oleh sejumlah GRO muda yang cantik dan seksi.

Mereka dengan ramah akan menyapa dan mengantarkan kita ke sofa atau meja yang kita pesan.

Di dalam diskotek juga para waitress muda yang cantik akan menawarkan berbagai jenis minuman yang kita suka. Dan di setiap sudut terlihat kasir-kasir yang juga perempuan muda sedang sibuk bekerja melayani pembelian minuman.

Jika kita tak akrab dengan mereka, maka kita akan menyangka para perempuan muda yang bekerja di diskotek itu masih berstatus single. Melihat dari postur tubuh mereka yang mungil, langsing, dan kencang, seperti layaknya remaja ABG.

Namun bila kita menjadi teman akrab mereka, maka kita akan terkejut mengetahui rata-rata mereka para GRO, waitress, dam kasir di diskotek itu adalah janda-janda muda beranak satu dan dua.

Bahkan yang lebih kita terperangah lagi, usai jam kerja yakni pukul 06.00, mereka bisa diajak nyambung untuk tripping ke diskotek yang buka sampai siang di kawasan Kota.

Setelah dari Kota inilah mereka bisa diajak kencan ke hotel atau di tempat kost. Tentu saja untuk mengajak kencan mereka kita harus memberikan uang 'lipstik' yang besarnya berkisar Rp500.000 sampai Rp1 juta.

Dua GRO yang terkenal namanya Win dan Din. Dua perempuan cantik itu bertugas di depan pintu masuk diskotek. Sepintas mereka kelihatan masih ABG, dengan wajah imut-imut, berkulit putih, langsing dan senyum yang menggoda.

Begitu juga dengan waiterss Sis dan Sya yang selain menawarkan minuman juga kadang-kadang menemani tamu joget di dance floor.

Di salah satu geng janda diskotek itu, saya mengenal baik yang namanya Lis, dia bertugas sebagai kasir. Beberapa kali saya jalan dugem bareng dengan Lis usai dia pulang kerja.

"Baru tau ya, Mas, kalau kami semua ini janda-janda," ujarnya sambil senyum-senyum.

Lis yang berusia sekitar 23 ini memiliki wajah unik, seperti gadis India. Berkulit hitam manis dengan rambut tergerai sebahu, Lis memiliki tubuh sintal.

"Kami semua jablay, Mas. Haus kasih sayang dan butuh uang untuk lipstik," kata Lis lagi.

Lis mengaku janda beranak satu dan cerai dari suaminya, karena tidak tahan dengan perlakuan suami yang suka memukulnya bila sedang bertengkar.

"Anak ikut suami, jadi saya bebas pulang ke kost. Kalau mau lanjut oke, tapi jangan lupa ntar kasih uang lipstiknya, Mas," ucap Lis.

Menurut Lis, sejumlah temannya seperti Win dan Din juga janda beranak satu. Sama dengan Sis dan Sya yang bertugas sebagai waitress.

"Masih banyak Mas yang janda. Cuma yang agak populer kita-kita aja, karena mungkin terlalu sering lanjut dugem setelah pulang kerja," tutur Lis lagi.

Lis yang sudah satu setengah tahun bekerja di diskotek itu mengaku gaji yang ia terima tidak cukup untuk hidup selama satu bulan. Bayar uang kos, makan dan transport aja masih nombok.

"Apalagi untuk beli baju, bedak dan lipstik. Kami ini hobinya dugem, jadi harus cari tambahan lain, Mas. Biasanya setelah pulang kerja kami menemani tamu yang lanjut ke kota untuk tripping," kata Lis lagi.

Kadang-kadang, kata Lis, ada tamu yang royal memberikan tips, tapi memang jumlahnya tak banyak.

"Ya terpaksa kita berkencan sama tamu. Tetapi tentu yang kita juga suka sama tamu itu," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Din. Janda beranak satu berwajah imut-imut ini banyak memiliki tamu pelanggan yang sering memberikan uang tips.

"Yah, hidup di Jakarta itu keras, Mas. Jadi harus pandai-pandai cari uangnya. Apalagi kita-kita ini bekerja di dunia entertainmen, jadi harus kelihatan senang terus, wajah nggak boleh kelihatan sedih atau susah," kata Din mengakhiri obrolan.

'Orgasme Murah' di Kalijodo

Jakarta - Siapa tidak kenal Kalijodo? Pasti sebagian besar warga Jakarta sudah mengenalnya. Sebagai daerah 'hitam', lokalisasi kawasan ini dikenal sebagai biangnya tempat kriminalitas.

Namun di balik keangkerannya, Kalijodo memiliki daya tarik tersendiri di dalam kehidupan malam. Tidak heran bila malam tiba, Kalijodo selalu ramai dikunjungi, karena di tempat inilah ratusan pekerja seks komersial bertebaran menjajakan diri dengan tarif terjangkau.

Sebagai daerah hitam, geliat kehidupan malam Kalijodo diramaikan dengan banyaknya bertebaran warung remang-remang, bar, kafe-kafe dangdut, billiar, rumah bordir, transaksi narkoba, dan judi kecil-kecilan.

Tak heran bila transaksi perputaran omzet uang di Kalijodo ini cukup besar, bisa mencapai ratusan juta rupiah tiap malam.

Di lokalisasi ini ratusan 'kupu-kupu malam' menggantungkan hidupnya. Mereka menjajakan diri di kafe dan wisma-wisma yang menjamur di sana. Rata-rata usia mereka bervariasi antara 15-50.

Yang menarik dari kupu-kupu malam ini banyak di antara mereka masih sangat muda alias ABG. Tak heran bila beberapa waktu lalu terungkap ada 20 anak SMP di Tambora yang ikut mangkal di lokalisasi ini. Ternyata setelah diperiksa 20 anak SMP ini jadi pelacur, karena ingin memiliki ponsel dan uang jajan di sekolah.

Geliat Kalijodo terlihat bila menjelang malam, alunan musik dangdut terus menggema, sementara ratusan cewek-cewek terlihat sibuk ber-make up ria.

Ada yang sedang mengolesi bibirnya dengan lipstik, memakai bedak, bercermin dengan baju seksi, atau ada yang sedang melamun merenungi nasib.

Sebagian besar dari para PSK ini tinggal di lokalisasi dengan pengawasan ketat para mami yang menjaganya di bawah pengawasan preman yang disewanya.

Tepat pukul 22.00, kawasan ini berubah seperti pasar kaget. Ratusan 'kupu-kupu malam' mejeng sambil menggoda dengan senyum genit kepada para lelaki hidung belang yang ingin melepas syahwat.

"Mau ngamar, Mas? Nanti saya kasih yang bagus. Atau mau yang ABG, tapi harganya beda dikit gak dapat cepek (seratus ribu)," kata seorang mami ketika saya mengunjungi Kalijodo, pekan lalu.

Belum lagi saya mengiyakan, mami itu sudah memanggil seorang ABG yang masih terlihat lugu. Dengan lipstik merah menyala dan pakaian sedikit terbuka sehingga terlihat belahan dadanya yang putih, ABG itu kelihatan lebih dewasa dari usia sebenarnya.

"Ini Titin, Mas. Baru 19 tahun. Cantik khan. Kalau mau ngamar cepetan, nanti keburu disamber orang lho," kata mami itu lagi.

"Bentar lagi, Mi. Minum dulu," jawab saya sambil menawarkan segelas bir hitam kepada Titin.

Dalam obrolan singkat dengan Titin, ia mengaku terpaksa mangkal di Kalijodo, karena orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolahnya lagi di kampung.

"Saya cuma tamatan SMP, cari kerja di Jakarta susah, jadinya kaya gini," kata Titin yang mengaku berasal dari Tasikmalaya itu.

Menurut Titin, dari uang Rp100 ribu yang ia terima sekali berkencan, ia harus membayar sewa kamar Rp20.000 dan memberikan ke mami Rp30.000.

"Jadi bersih saya cuma dapet Rp50.000. Yah kalau lagi bagus, saya semalem bisa dapet lima tamu. Saya juga suka dapat uang tip, kalau tamunya royal," kata Titin yang memiliki rambut sebahu dengan tahi lalat kecil di atas bibirnya itu.

Keberadaan ABG-ABG di Kalijodo ini sekarang menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga banyak para lelaki hidung belang dari berbagai penjuru sudut kota tertarik singgah di kawasan ini.

"Sebenarnya di sini aman, Mas, kalau tidak ada yang memulai. Kita udah bayar uang keamanan, kok. Jadi jangan khawatir," kata mami menimpali.

Lokalisasi Kalijodo beberapa waktu lalu sempat menjadi menjadi favorit dan berjaya. Tak hanya para preman yang menikmati keuntungan, tapi juga oknum aparat dari berbagai instansi ikut kecipratan dari transaksi bisnis dunia hitam di Kalijodo ini.

Rencana penutupan lokasi pelacuran pasca bentrok pada 2002 lalu sempat membuat Kalijodo sepi kunjungan. Namun sekarang dunia malam di Kalijodo sudah mulai menggeliat lagi, dan seperti waktu-waktu sebelumnya bila malam menjelang, Kalijodo sudah seperti pasar malam yang hiruk pikuk.

Wajah-wajah baru para pelacur muda berusia belasan tahun mewarnai kawasan itu bersaing dengan para senior menawarkan orgasme murah. Mereka terjerumus ke lembah nista mencari uang untuk membiayai hidupnya di Jakarta yang keras ini.

Jual Diri Artis Sinetron

Jakarta - Tak dapat dipungkiri berkembangnya dunia hiburan membuat banyak mimpi para perempuan, terutama yang berparas cantik untuk cepat mencapai 'bintang' dengan menjadi artis atau bintang iklan di televisi.

Dengan menjadi artis sinetron mereka membayangkan akan mudah mendapat uang banyak dan hidup glamor di Jakarta.

Menjamurnya tayangan sinetron di hampir seluruh stasiun televisi yang menjual cerita cinta dan kesedihan makin menambah semangat para perempuan cantik itu untuk berbondong-bondong belajar akting. Tujuannya tak lain adalah hasil instan untuk mendapat peran di sebuah tayangan sinetron.

Sejumlah televisi swasta pun tak mau ketinggalan dengan membuat acara reality show untuk menjaring calon artis. Managemen artis yang ada kebanjiran foto yang dikirim para calon untuk dapat mengikuti casting oleh stasiun televisi atau production house (PH) yang akan membuat tayangan sinetron.

Namun kenyataannya mimpi-mimpi indah itu banyak yang di luar kenyataan. Para perempuan cantik yang sudah keburu masuk managemen artis banyak kecele, ternyata imbalan atau honor yang mereka terima tidak seperti yang mereka bayangkan.

Hidup glamor dengan memakai baju-baju dan perhiasan mahal serta bermerek hanya tinggal impian saja. Honor yang mereka terima ternyata hanya cukup untuk beli bedak, biaya makan atau ongkos pulang pergi syuting saja.

Bahkan kadang-kadang honor yang tak seberapa itu suka terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayarkan oleh managemen artis.

Inilah mungkin yang membuat para artis sinetron itu side job dengan menjadi peneman karaoke para pejabat atau lelaki berduit.

Untuk urusan menemani karaoke itu, tips yang mereka cukup lumayan, ada pejabat yang memberikan tips sampai Rp5 juta untuk sekali menemani karaoke saja. Bagi pejabat tentu uang segitu tak ada artinya dibandingkan gengsi dan kesenangan bernyanyi sambil di temani artis sinetron yang hanya dilihat melalui tayangan televisi atau infotainmen.

Bagi yang ambisius untuk hidup mewah, para artis sinetron ini bahkan ada yang sampai mengencani lelaki berduit untuk mengeruk harta sebanyak mungkin. Triknya dari shopping date sampai plesir ke mancanegara.

Suatu sore di sebuah mal elit di dekat Bundaran Hotel Indonesia seorang gadis cantik yang juga pemain sinetron, bahkan presenter di acara infotainmen menggandeng seorang pria perlente yang mengenakan jam bermerek dan cincin berlian.

Bukan hanya bintang sinetron itu yang saya kenal baik, tetapi yang membuat saya terperangah juga, pria yang bersama artis sinetron saya pun mengenalnya cukup akrab. Bahkan beberapa kali kami satu meja di kafe dan bahkan pernah dugem bersama.

Setelah basa basi sebentar, saya, lihat kedua pasangan itu masuk ke counter baju bermerek, kemudian keluar membawa tas belanja besar. Setelah itu mereka berjalan dan masuk lagi ke counter jam mewah, dan tak berapa lama keluar lagi dengan membawa tentengan tas.

Artis sinetron yang bernama Vit itu bernaung di bawah managemen artis yang cukup ternama di Jakarta. Karena itu heran juga, dengan saya dengan Vit yang cantiik, muda, dan terkenal mau berpacaran dengan lakor (laki orang) yang sudah berumur pula.

"Yang penting happy, Mas. Honor main sinetron kan nggak seberapa. Mana bisa buat beli jam ini," ujar Vit suatu sore sambil menunjukkan jam Cartier ketika saya menemuinya di sebuah kafe di mal kawasan Senayan.

Menurut Vit, selain memacari lelaki berduit, ia juga sering menemani tamu-tamu karaoke. Biasanya tamu-tamu itu pejabat daerah, misalnya bupati atau gubernur yang datang ke Jakarta.

Dalam mencari pasangan cinta itu, Vit, mengaku tidak menerima order melalui telepon atau GM, tetapi dari temen yang kenal dengan pejabat atau lelaki yang berduit, tapi ingin berkencan dengan artis.

"Gue udah dijanjiin mau dibeliin mobil CRV baru, Mas, asal mau jadi pacarnya. Ya, pasti gue mau, dong," kata Vit lagi sambil menghisap rokok mentolnya.

Vit yang wajahnya sering sebagai cover di berbagai tabloid hiburan di Jakarta, mengaku, tidak tertarik berpacaran dengan teman-teman pemain sinetron.

"Yah gue khan tau, berapa honor yang diterima, belum lagi gosipnya ngeladenin wartawan infotainmen, capeeek Mas. Mendingan kaya gini, hidup gue happy, mau baju atau perhiasan yang gue suka tinggal nunjuk," kata Vit.

Menurut Vit, dia sudah beberapa kali diajak pergi berkencan ke luar negeri seperti Singapore, Thailand, dan Hong Kong.

"Uang yang gue dapet lumayan, selain bisa untuk hidup senang di Jakarta, sebagian gue bisa bantu keluarga di kampung, membiayai adik-adik kuliah. Yah hidup di Jakarta ini khan kejam, Mas. Jadi mesti pintar-pintar cari uang, nggak bisa ngandalin hidup jadi artis " urainya.

'Menu' Favorit: ABG Keturunan

Jakarta - Sebuah tempat panti pijat dengan menyuguhkan menu ratusan anak-anak baru gede (ABG) ramai dikunjungi saat after lunch. Biasanya yang datang ke tempat itu orang-orang kantoran yang ingin plesir sejenak setelah sibuk dengan rutinitas kerja.

Dering ponsel saya berdering ketika menunjukkan waktu tepat pukul 13.00. "Udah maksi (makan siang) atau belum? tanya Edo, seorang teman yang berkantor di Gedung Menara Mulia, Kuningan, Jakarta Selatan.

Sebenarnya saya tidak begitu kaget dengan dering telepon itu, karena memang hampir setiap siang Edo selalu menelepon saya.

"Udah barusan aja maksi di kantor," jawab saya.

Mendengar jawaban saya, Edo langsung melanjutkan pembicaraan. "Ada tempat bagus nih, ceweknya semua ABG dan sebagian besar keturunan. Kita ke sana yuuk. Murah cuma Rp250.000," ajak Edo yang mengaku sudah dua kali ke tempat itu.

Tidak seperti biasanya siang-siang bolong seperti ini Edo mengajak saya datang mengunjungi kawasan Kota yang terkenal dengan wisata seksnya. Biasanya kami datang untuk clubbing di kawasan ini pada malam hari setelah selesai urusan pekerjaan di kantor.

Penasaran dengan menu ABG ini maka saya pun mengiyakan ajakannya. "Kita satu mobil saja, jemput gue di kantor pukul 14.00," katanya bersemangat.

Edo adalah sahabat saya sejak 10 tahun lalu dan boleh dibilang hampir seminggu tiga kali kami clubbing bersama. Berperawakan kurus tinggi dengan rambut agak ubanan, meski usianya baru 35, Edo yang bekerja di bidang broadcast itu merupakan kawan yang menyenangkan untuk urusan dunia malam.

Sex After Lunch

Tepat pukul 14.30, kami pun sampai di Htl Tvl, sebenarnya Tvl ini bukan hotel murni untuk hunian kamar bagi tamu yang menginap. Di hotel ini selain ada tempat karaoke yang buka pada malam hari dengan menyediakan LC-LC yang sekaligus bisa untuk diajak kencan di kamar hotel itu dengan tarif Rp1 juta.

Malam hari Htl Tvl ini ramai dikunjungi berbagai kalangan, bahkan ada juga anggota DPR, pengacara, dan aktor sinetron yang menjadi langganan di hotel itu. Hotel ini juga menyediakan cewek-cewek di dalam ruangan kaca dengan tarif Rp280 ribu.

Tempat menu ABG yang ditawarkan ke saya itu adanya di sebelah lobby hotel, masuk dari pintu samping, saya pun langsung mendapatkan kunci nomer locker seperti masuk ke spa. Sebenarnya, tempat itu bukan murni panti pijat, tetapi boleh dibilang kafe resto.

Dipenuhi dengan meja bundar dan kursi seperti bar dengan pencahayaan remang-remang.

Para waiters hilir mudik sibuk tiada henti menawarkan minuman kepada setiap tamu. Sementara di depan meja dan kursi bar itu ada empat blok sofa seperti panggung berisi ratusan cewek ABG dengan baju masing-masing blok sofa berbeda, hijau, merah, kuning, dan biru

"Mereka masing-masing sofa ini ABG nya berbeda baju, karena ini menandakan beda mami," kata Edo sebelum sempat saya bertanya.

Kami pun memilih duduk di depan, sehingga bisa leluasa memandangi semua cewek ABG itu yang sibuk mengobrol. Bahkan di antara mereka ada yang sambil dandan dengan memberikan lipstik di bibir atau bedak di pipi.

"Coca colanya dua ya, batu esnya jangan banyak-banyak," Edo langsung memesan minuman kepada waiters berseragam putih yang lewat depan kami.

"Santai aja jangan keburu nafsu, biar nggak salah pilih cewek," kata Edo berbicara di dekat telinga saya, karena memang suara musik yang cukup berisik.

Tak lama kemudian, kami pun di datangi empat mami yang langsung menawarkan 'anak-anak asuhnya'.

'Itu mas yang nomer 7 baju biru , servisnya bagus, ABG keturunan masih 16 tahun," kata mami membisikkan kepada saya.

Belum saya mengiyakan, mami itu langsung memanggil nomer 7 untuk berkenalan dengan saya. "Aku Sinta," ujarnya gadis No 7 yang berkulit putih mulus dengan tinggi 165 cm itu mengulurkan tangannya. Saya pun menawarkan minuman kepada Sinta dan ia langsung memesan Krating Daeng.

Sementara temen saya Edo memilih yang berseragam baju merah dengan nomer 11 di dadanya. Tidak lama mengobrol, teman saya Edo sambil menggandeng gadis pilihannya pamit menuju kamar.

"Tambah lagi minumannya, Bang," Sinta membuka obrolannya dengan menawarkan minuman kepada saya.

Selama kurang lebih 15 menit saya mendengar cerita Sinta yang mengaku berasal dari Singkawang. "Ayo, Bang. Masuk kamar aja, kita cerita di kamar, lebih enak dan rileks," sambung Sinta sambil menarik tangan saya dan menaiki tangga menuju lantai dua yang merupakan lorong berisi kamar-kamar.

Sebelum masuk kamar, Sinta memesan satu kondom kepada waiters dan langsung dimasukkan dalam tasnya.

"Abang mau diapain, nih?" tanya Sinta begitu masuk dalam kamar sambil melepaskan seluruh pakaiannya.

"Di sini biasanya aku servis dengan di mandiin dulu, terus aku jilatin, abis itu baru kita ML (making love)," tuturnya.

Di tempat pijat ini memang tidak ada pelayanan pijat spesial, tetapi langsung transaksi seks dan memang tarifnya seperti temen saya bilang Rp250 ribu short time berikut kamarnya.

'Mandi Kucing' untuk Melepas Stres

Ratusan spa, panti pihat, dan pijat refleksi yang bertebaran di berbagai sudut jalan, dan bahkan kini sudah menjamur di berbagai pusat perbelanjaan, menandakan kebutuhan masyarakat Jakarta akan tempat relaksasi makin meningkat.

Ini mungkin disebabkan tekanan pekerjaan dan kepenatan hidup di Jakarta tidak dapat hanya diselesaikan dengan mendengarkan musik, menonton film, atau kongko di kafe-kafe.

Tempat persinggahan ini tentunya yang tidak hanya bisa menyegarkan kepala dan menghilangkan stres saja, tetapi juga bisa membuat tubuh bugar dan segar kembali.

Pilihan spa dan panti pijatlah akhirnya menjadi tempat persinggahan sementara 1-2 jam untuk menghilangkan kepenatan dan stres.

Dari ratusan bahkan ribuan tempat panti pijat yang bertebaran di sudut-sudut jalan, dan pusat perbelanjaan, tentu tersedia beragam cara untuk menarik konsumen.

Di mal-mal, banyak terdapat tawaran paket pijat refleksi, shiatsu, atau pijat tradisonal dengan harga Rp35.000 - Rp70.000 per jam. Tipsnya pun paling kita memberikan Rp10.000-Rp20.000.

Sebut saja refkesi Oriental di Mal Ambasadot, Whellnes di Plaza Semanggi dan Senayan City, Kenko di Senayan City dan Blok M Plaza adalah tempat persinggahan untuk menghilangkan kepenatan dan stres.

Namun dari sedikit tempat itu ternyata banyak panti pijat yang dalam kenyataannya memberikan pelayanan spesial. Tentu harganya agak sedikit mahal dan tips yang diberikan kepada terapisnya tergantung dari layanan yang besarnya mencapai ratusan ribu rupiah.

Ketatnya persaingan panti pijat plus ini membuat mereka berlomba-lomba menawarkan beragam layanan untuk menarik pelanggan.

Tidak heran kalau panti pijat ini selain menyiapkan terapis yang masih muda, cantik dan seksi. Ada juga panti pijat yang menawarkan paket spesial dan 'mandi kucing'.

Dua spa pijat yang kini sedang bersaing ketat adalah Del dan For. Dua lokasi spa yang berdiri megah di Jl Gatot Subroto dan Karet Sudirman ini tiap sore hingga malam

menjelang selalu ramai dikunjungi para eksekutif yang butuh relaksasi plus. Bukan hanya badan yang butuh bugar, tetapi juga bathinnya .

Dua lokasi spa dan pijat ini selain menyediakan fasilitas sauna dan ruang istirahat yang mewah dengan dilengkapi TV plasma besar dan berbagai hidangan makanan dan minuman lezat, juga ada GRO (guest

relation officer) yang cantik-cantik untuk menemani ngobrol, sehingga tamu menjadi betah berlama-lama di tempat itu.

Para GRO ini selain berfungsi menemani ngobrol juga memberikan informasi mengenai para terapis.

"Ada yang baru, Pak. Masih 18 tahun, cantik putih, imut, dia nomor 89. Servis juga luar biasa, bisa mandi kucing," kata Santi, seorang GRO di For Jl Karet Sudirman, Jakarta Pusat.

Ia membisikan informasi itu ketika saya datang ke sana pekan lalu. Penasaran dengan informasi dari GRO itu, saya pun langsung memilih No 89.

"Kamarnya mau yang deluxe atau suite. Kalau suite seperti kamar hotel ada di lantai dua, Pak," kata Santi.

Kami pun memilih kamar suite di lantai dua dengan harga Rp350.000 untuk paket pijat selama satu setengah jam.

Kamar suite di Spa For ini memang fasilitas seperti binatang empat. Selain dilengkapi fasilitas AC, TV, juga ada bath tub.

Tidak lama menunggu, kamar, kamar saya pun terdengar ada yang mengetuk.

Begitu pintu saya buka, ucapan ramah 'selamat sore' langsung meluncur dari bibir mungil terapis bernomor 89 itu.

Pakaian seragam kaos hitam dengan rok mini hitam ketat itu menambah seksi gadis berkulit putih berusia 18 ini.

"Bapak silakan lepas baju dan celananya semua," tutur gadis yang mengaku bernama Erika ini.

Setelah selama satu jam seluruh badan saya dipijat, Erika yang bersal dari Sumedang ini langsung membisikkan kata, "Mau massage spesial pak''?

"Maksudnya massage spesial," tanya saya ingin tau.

"Kalau spesial dengan tangan atau hand job," timpalnya sambil menambahkan mau mandi kucing atau ML.

"Servis Itu sih tergantung bonus yang Bapak kasih," jelasnya.

Yang ia maksud dengan bonus adalah, tips yang tamu berikan kepadanya. Jika memberi tips Rp200.000 berarti mendapat layanan hand job, Rp300.000 layanan mandi kucing, dan tips Rp500.000 bisa langsung making love.

Mendengar istlah 'mandi kucing', bayangan saya mandi bersama dengan terapis itu. Ternyata istilah mandi kucing adalah bentuk pelayanan seks dengan menggunakan lidah. Seluruh tubuh termasuk 'adik kecil' kita akan dijilat habis hingga mencapai klimaks.

Berbeda dengan For, ciri khas pelayanan di spa dan pijat Del di Jl Gatot Subroto selain ada massage spesial, tamu juga kita mendapat pelayanan tambahan berupa dimandikan dengan cairan seperti susu atau istilahnya mandi susu.

Dengan harga paket yang hampir sama berkisar Rp350.000, dua spa dan pijat ini saling bersaing untuk menarik pelanggan yang butuh relaksasi setelah seharian sibuk dengan rutinitas urusan kantor.